Studium Generale 2017: Arsip dan Bahasa Sumber dalam Penulisan Sejarah Islam

02.54 Raisa 0 Comments



Pada hari Kamis (28/09/2017),  Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta  menggelar Acara Kuliah Umum (Studium General) bertema “Arsip dan Bahasa Sumber untuk Penulisan Sejarah Islam”. Kuliah Umum ini diisi oleh Bapak Dr. Sri Margana, M. Hum., M. Phil, dosen Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kuliah umum ini dihadiri jajaran dosen serta empat angkatan mahasiswa SKI.

Acara ini dimulai jam 8.00 WIB bertempat di Gedung Prof. R.H.A. Soenarjo, S.H. (Convention Hall) lt. 1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dr. Margana menjabarkan tiga hal penting yang menyangkut masalah arsip. Pertama, Arsip/Sumber, kedua, bahasa arsip, dan ketiga analisa arsip.

Menurut Dr. Margana, di era teknologi saat ini, tidak ada lagi alasan untuk kesulitan mencari sumber atau arsip. Jika seorang sejawan ingin meneliti tentang Sejarah dan Kebudayaan Jawa, ada beberapa tempat yang bisa dijadikan referensi, seperti Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Perpustakaan Pakualaman betempat di Komplek Istana Puro PakualamanYogyakarta, dan Museum Radya Budaya Surakarta. Dua tempat yang disebutkan di awal memiliki koleksi yang banyak dibandingkan dengan tempat yang ketiga. Selain itu, pemerintah dalam hal ini ANRI telah bekerja sama dengan pihak Belanda, yang diwakili Universitas Leiden hampir telah menyelesaikan digitalisasi arsip mengenai VOC. Dalam waktu dekat ini, koleksi tersebut akan diresmikan dan dipublikasikan. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi para peneliti khususnya dibidang kolonial.

Setelah arsip ditangan, tentu muncul lagi suatu permasalahan yaitu bahasa arsip tersebut. Hal ini tentu tidak jadi masalah jika peneliti sudah paham bahasa arsip tersebut. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengusai satu bahasa asing. Solusinya? Dr. Margana menawarkan beberapa alternatif, seperti menerjemahkan lewat mesin penerjemah daring contoh Google Translate. Namun, bukan tanpa hambatan, mesin penerjemah masih terlalu kaku dalam menerjemahkan. Akan tetapi, seiring waktu, mesin pencari akan bertambah baik dengan adanya masukan dari penggunanya sendiri. Alternatif lain dengan menggunakan jasa penerjemah profesional yang sudah berpengalaman. Hasil ini tentu lebih baik dari mesin penerjemah. Akan tetapi hambatanya terletak pada biaya yang tinggi. Oleh karena itu, perlu kiranya mengirim proposal kepada pihak-pihak terkait untuk meminta dana . Kedua, Ada banyak sekali tempat kursus bahasa asing yang menawarkan metode pembelajaran yang mudah dan cepat. Dan yanag terakhir adalah program pertukaran pelajar. Di universitas luar negeri, pertukaran pelajar selama satu semester merupakan hal yang biasa bagi calon sejarawan. Mereka akan ditugaskan selama satu semester untuk datang langsung ke tempat di mana mereka tertarik melakukan penelitian. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan penguasaan bahasa aisng terhadapa arsip daerah tersebut.

Suatu keharusan bagai sejarawan untuk mengerti bahasa arsip yang sedang ditelitinya. Oleh karena itu, idealnya sejarawan Indonesia dapat menguasai sekitar 8 bahasa Asing yang meliputi: Potugis, Spanyol, Belanda, Inggris, Perancis,  Jepang, China, Melayu dan Arab. Selain itu, tentu bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing .

Dr. Margana menyontohkan di departemen Sejarah UGM yang mewajibkan mahasiswanya menguasai sedikitnya tiga bahasa: Jawa Kuno, Melayu Kuno, dan Belanda. Meskipun, penguasaan bahasa tersebut hanya pasif atau sebatas membaca.

Hal ketiga, masalah analisa arsip. Dr. Margana tidak berbicara panjang lebar mengenai hal ini. Menurutnya, hal ini dikembalikan lagi kepada mahasiswa. Ia berpesan kepada mahasiswa agar senantiasa berkonsultasi dengan dosen pembimbing mengenai teori-teori sosial apa yang kira-kira cocok untuk menganalisis suatu sumber/arsip.

Hal yang dapat disimpulkan dari kuliah umum ini bahwa arsip merupakan hal yang penting dalam sejarah. Melalui arsip masa lalu kita dapat mengetahui hal-hal yang terjadi dan dapat menganalisa dengan teori-teori sosial yang sudah ada. Selanjutnya, hasil penelitian tersebut dapat menjadi sumber pengetahuan baru dan dapat dimanfaatkan seluas-luasnya.

0 komentar: